Abaikan

18 Agustus 2012,

Malam dimana orang-orang berbahagia, bersorak ria, senyum tertoreh di wajah-wajah mereka. Walau tidak semuanya.

Pusing membalut pikirannya, ia pun keluar rumah pada malam itu, berusaha menghilangkan rasa bersalah yang menghantuinya. Diambilnya kunci motor yang tergantung di belakang pintu rumahnya, dan lalu ia mengambil sepasang sepatu di rak sepatu yang tak jauh dari sana.

Atmosfer malam itu sangat berbeda. Teman baik malam; kesepian, tak terlihat kala itu. Malam diisi dengan kegembiraan dan keramaian kota. Mungkin ini sedikit mengurangi kepenatan di pikirannya, tapi apa? dengan sepasang kekasih yang kadang lalu lalang di hadapannya, dan juga guncangan yang dibuat oleh jalan tak rata membuat pikirannya makin tak karuan. Ia pun semakin kencang mengendarai motor matic-nya.

Akhirnya, ia sampai juga di tempat yang menyimpan kenangan itu, sebuah gang yang cukup lebar, ia pun serentak termangu. Terekam lagi kenangan indah itu di otaknya, matanya bak proyektor dan sebuah adegan lama ditayangkan lagi di gang tersebut... hanya kenangan. Dikumpulkan lagi kosentrasinya yang hampir tercecer di badan jalan, dan ia pun langsung melesat masuk dalam gang tersebut. Mengikuti insting dan perasaan, mengarahkannya kepada sebuah rumah yang ia cari-cari selama ini. Ia sangat yakin bahwa itu rumah yang ia cari-cari; motor putih yang terparkir di halaman rumah, 2 ekor kucing yang tidur di atas jok motor. Ia hanya bisa terdiam menatap rumah tersebut, melamun sejenak dan kemudian pulang.

Di perjalanan pulang, ia pun mendengar alunan musik yang bersumber dari speaker di sebuah tempat pencucian motor yang baru saja dilintasinya. Sebuah lagu yang tak asing di telinganya. Lantas ia pun berhenti sejenak, mendengarkan lagu itu dengan tatapan kosong ke arah jalan, hingga lagu itu habis dan kemudian melanjutkan perjalanan pulangnya. Rasa penatnya sedikit berkurang setelah mendengar lagu itu dan juga setelah mengunjungi rumah tersebut. Tak lama, terlintas hal yang membuatnya mengumpat dirinya sendiri, "Mengapa tadi ku tak mengetuk pintu rumahnya dan lalu meminta maaf?". Malam yang makin sunyi membuatnya meneruskan perjalan pulang dan tidak memilih untuk kembali ke rumah yang ia datangi tadi.

You Might Also Like

0 komentar